Rabu, 06 Mei 2009

Mimpi dan Musik

Hi... Kenalkan, namaku Ahmad Rezeki Oka. Akrabnya dipanggil “Oka”. Seorang remaja kelahiran 2 Oktober 1990, yang mempunyai cita-cita menjadi seorang musisi terkenal. Aku dibesarkan disebuah desa kecil nan indah (Rintis IX, Balimbingan) yang jaraknya lumayan jauh dari kota Pematang Siantar, Sumut.

Oleh nenekku aku dirawat di desa tersebut kerena ditinggal ibuku yang pergi untuk mengadu nasib di pulau Batam. Kujalani hari-hari indah di desaku itu. Bersekolah, mandi di sungai yang terdapat mata air dari bebatuan dibawah tanah, bermain di hutan yang berada disamping ladang singkong nenekku, mengembala sapi di padang rumput, dan masih banyak kenangan indah lainnya.

Ayahku adalah seorang bajigan yang tidak bertanggung jawab atas anaknya. Ia pergi meninggalkan ibu saat aku berumur 2½ tahun. Sepengakuan ibuku, mereka bertengkar hebat saat ia tidak pulang ke rumah selama seminggu. Dan mengnakan pakaian baru yang bagus, sementara susu dan makananku sudah habis. Huh ... sudah lah, tak usah mengingatnya lagi. Hanya menimbulkan kekesalan saja.

Ibuku sendiri adalah wanita pintar yang tak pernah turun dari podium sang juara jika pembagian rapor telah tiba di masa sekolahnya. Sekarang ia bekerja disalah satu perusahaan di Batam, yang menduduki posisi sebagai planer.

Pada saat belajar di kelas 2 SMP, seorang temanku yang bernama Selamet mengajarkan instrumen alat musik gitar. Itu lah awal dari keinginanku menjadi seorang musisi terkenal. Kemudian ada juga bang Dani, beserta teman sepermainanku yang lain mengajarkanku memainkan alat musik petik tersebut.

Dibangku SMA kelas 1, aku dipindahkan sekolah ke Batam agar lebih dekat dengan ibuku yang hanya pulang kampung setahun sekali. Itu pun apa bila mendapatkan cuti dari perusahaan tempat ia bekerja. Dengan skil bermain gitar ala kadarnya, aku mencoba menulis lagu ciptaanku sendiri. Diantaranya yang berjudul Sahabat Sejati, Mama, Memilikimu, dan Mencari Cinta. Dengan gitar akustik ( YAMAHA FG-310 ) hadiah dari ibuku lagu-lagu tadi tercipta.

Ingin aku mengabadikan lagu-laguku tersebut, tapi keadaan keluargaku yang pas-pasan yang menjadikan dana adalah masalahku. Tak hanya samapi disitu bongkar pasang personil dan aliran band yang selalu kujalani membuatku sangat jenuh dan trauma untuk membuat band.

Dengan segala usahaku aku berharap suatu saat nanti ada seorang malaikat penolong yang bisa menghantarkanku kepanggung yang megah. Dengan dandanan bagus model terkini, menggendong gitar impianku, menyeting efek gitar, sound system bersuara empuk, dan menghibur seluruh fans dengan kebahagiaan hati. Disamping itu juga bisa membahagiakan keluarga terutama ibuku. Adalah mimpi indah yang tak sekedar mimpi bagiku. Tapi, adalah sesuatu yang harus kugapai dengan semangat juang yang tinggi, kesabaran, dan cinta. Aku pasti berhasil...

Amin Ya Robbal Alamin...”